Pages

Kamis, 19 November 2009

Kemiskinan

Kemiskinan di Indonesia Tidak Mungkin Dihapuskan

Kemiskinan memang hal yang tidak bisa dihindarkan dari sebuah negara. Berapa besarpun kemampuan ekonomi sebuah negara, insya Allah ada saja orang miskin. Contohnya saja Amerika Serikat dengan GDP terbesar di dunia, masih punya orang miskin. Apalagi Indonesia yang cuma 20 besar di dunia.

Menurut statistik jumlah penduduk miskin di Indonesia sejak tahun 2006 semakin menurun. Dengan adanya krisis ekonomi dunia, kemungkinan akan bertambah lagi. Tapi itu wajar, Ketika kemiskinan dihitung berdasarkan penghasilan. Yang terpenting bukan penghasilannya, tapi bisa atau tidaknya mendapatkan kebutuhan dasarnya.

Kebutuhan dasar manusia yaitu sandang, pangan, dan papan. Bukan berarti semua didapatkan dari hasil keringat sendiri. Contohnya adalah, orang miskin di Amerika bisa mendapatkan makanan dengan mengantri pembagian makan. Mereka tidak punya penghasilan untuk beli makanan, tetapi mereka masih bisa makan. Artinya yang terpenting bukanlah dapat penghasilan atau tidak, yang penting adalah bisa makan meskipun itu diberikan secara gratis.

Sandang dan papan pun bisa diberikan secara gratis, misalnya saja dipenampungan korban bencana alam yang biasanya dapat tenda dan pakaian sumbangan. Kita tidak berbicara tentang masalah kualitas. Namanya saja gratis, kualitas sesuai dengan yang bisa diberikan oleh pendonornya saja. Kalau ingin kualitas yang lebih, silahkan cari sendiri. Kerja, dapatkan penghasilan.

Selain ketiga hal di atas, mungkin kebutuhan penting lainnya adalah kesehatan dan pendidikan. Kesehatan adalah barang mahal. Lebih murah menjaga kesehatan daripada menyembuhkan sakit. Kesadaran ini perlu dikembangkan supaya orang lebih suka menjaga tubuh sehat daripada menyembuhkan penyakit.

Di negara maju, biasanya biaya kesehatan ditanggung bersama melalui asuransi kesehatan nasional. Di Indonesia juga bisa diterapkan hal seperti itu. Untuk pendidikan, tidak usah terlalu di pikirkan dengan pendidikan formal yang kesuksesannya ditentukan lewat sekali ujian. Jika perlu ikut saja program kejar paket A, B, C untuk mendapatkan ijasahnya. Pendidikan kemahiran hidup yang lebih utama. Kemahiran disesuaikan dengan profesi yang dipilih. Misalnya kemahiran tukang bengkel tentu berbeda dengan petani. Dengan kemahiran tertentu, pekerjaan akan lebih efisien dengan hasil yang lebih optimal. Di negara maju, seorang petani bisa mengerjakan lahan yang berkali lipat lebih luas dibandingkan dengan di Indonesia.

Jadi, biarkan saja miskin yang penting bisa makan, punya tempat berteduh, berpakaian, belajar, dan sehat. Tetapi jangan terlalu mengandalkan pembantuan dari pemerintah, melainkan harus usaha juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa selalu berkomentar, karena komentar anda merupakan motivasi bagi saya..